Mulai
bulan april thn 2000 dalam hidup ku sepi sunyi terasa mati, dalam hatiku hanya
bisa bertaya kapan suratnya datang… kapan telephone berdering… tak lama kamu
diam suratpun dating walaupun dititip kan tentunya untuk menyampai kan kabar,
walaupun demikian sudah bisa membasahi hatiku yang kering ini lalu tumbuhlah
harapan, Alhamdulillah istriku masih ingat padaku mudah-mudahan tetap jadi
milikku di duia dan akhirat.
Setelah
itu dalam hatiku timbul fikiran unutk melihat mu dari dekat, Alhamdulillah aku
berhasil sampai tiga kali pergi ke P.T/penampungan. Tanggal 05-08-2000, dia
terbang menuggalkan kota Jakarta menuju Taiwan. Yaah… mudah-mudahan saja dia
selamat dari sagala macam bahaya dihjauhkan dari orang yang dholim, dapat
majikan yang sabar penuh pengertian terhadap pembantunya.
Tiga
bulan sudah fikiran ku mengatakan “apakah kamu marah dengan ku karena aku
mengunjungimu ?”, terus kenapa tidak kirim surat… ?, apa sudah tidak menyukai
aku lagi karena aku tidak bisa bertanggung jawab untuk menafkahi keluarga. Aku
sakit memikirkan kamu yang jauh disana(Taiwan), iya kalau masih sayang kepada
ku namun demikian sebelum kamu pergi, perkataan mu membuat ku takut perasaan
sayang ku ke kamu.
Aku
merasakan sakit yang mendalam jika kamu maninggal kan ku, siapa yang menafkahi
anak kita dan mendidik nya, lebih baik aku pasrah kan pada yang kuasa semoga
istriku tetep ingat dan sayang kepada ku dan mudah-mudahan saja persangkaan ku
salah … amiin…
Tepat
pada tanggal 24 september, surat pun datang aku merasakan sehat kembali ketika
aku sakit. Surat sudah saya pegang… saya membacanya, namun isi nya membuat aku
meneteskan air di mataku yang asal nya bahagia menjadi sedih merasakan kamu
yang sengsara disana, karena disana kewajiban mu untuk sang kholik sulit
dikerjakan, terus gimana lagi… tempat nya pun kebanyakan orang kafir, terus
tidak bisa melakukan kewajiban dan membaca al-quran pun juga tidak ada waktu.
Yang pasti nya disana banyak pengaruh negative, makanan pun haram seperti
daging babi dan minuman arak sehingga moral nya menjadi rusak agama juga rusak.
Pesan suami untuk istri tercinta:
Aku yang ada disini hanya bisa
berdo’a untuk mu, semoga kamu masih diberi waktu untuk bertaubat kepada yang
kuasa dan beramal baik. Sudah seharus nya aku khawatir gengan keadaan mu
disana, karena sudah banyak terjadi bagi orang TKI, setelah sang istri pulang
dari luar negeri dengan membawa uang puluhan juta rupiah, kemudian minta cerai
tanpa melihat masa lalu nya, karena hatinya tertutup oleh harta. Apakah kamu
nantinya juga seperti demikian ? kalau sedemikian sebelum sampai dirumah
rencanakan untuk membunuh ku tanpa meninggal kan jejak, biar aman dari
penyelidikan polisi, lebih baik demikian dari pada minta cerai membuat hatiku
hancur ditertawakan orang banyak khususnya dari keluarga barumu yang kaya itu.
Sekian mohon maaf yang sebesar
besar nya, semoga kita tetap dalam perlidungan Allah SWT. Amiin…
Suami
tersayang.



0 comments:
Post a Comment