Friday, 21 November 2014

Renungan ku dalam kesepian.”suami ditinggal istri ke luar negeri”



                Mulai bulan april thn 2000 dalam hidup ku sepi sunyi terasa mati, dalam hatiku hanya bisa bertaya kapan suratnya datang… kapan telephone berdering… tak lama kamu diam suratpun dating walaupun dititip kan tentunya untuk menyampai kan kabar, walaupun demikian sudah bisa membasahi hatiku yang kering ini lalu tumbuhlah harapan, Alhamdulillah istriku masih ingat padaku mudah-mudahan tetap jadi milikku di duia dan akhirat.

                Setelah itu dalam hatiku timbul fikiran unutk melihat mu dari dekat, Alhamdulillah aku berhasil sampai tiga kali pergi ke P.T/penampungan. Tanggal 05-08-2000, dia terbang menuggalkan kota Jakarta menuju Taiwan. Yaah… mudah-mudahan saja dia selamat dari sagala macam bahaya dihjauhkan dari orang yang dholim, dapat majikan yang sabar penuh pengertian terhadap pembantunya.

                Tiga bulan sudah fikiran ku mengatakan “apakah kamu marah dengan ku karena aku mengunjungimu ?”, terus kenapa tidak kirim surat… ?, apa sudah tidak menyukai aku lagi karena aku tidak bisa bertanggung jawab untuk menafkahi keluarga. Aku sakit memikirkan kamu yang jauh disana(Taiwan), iya kalau masih sayang kepada ku namun demikian sebelum kamu pergi, perkataan mu membuat ku takut perasaan sayang ku ke kamu.

                Aku merasakan sakit yang mendalam jika kamu maninggal kan ku, siapa yang menafkahi anak kita dan mendidik nya, lebih baik aku pasrah kan pada yang kuasa semoga istriku tetep ingat dan sayang kepada ku dan mudah-mudahan saja persangkaan ku salah … amiin…

                Tepat pada tanggal 24 september, surat pun datang aku merasakan sehat kembali ketika aku sakit. Surat sudah saya pegang… saya membacanya, namun isi nya membuat aku meneteskan air di mataku yang asal nya bahagia menjadi sedih merasakan kamu yang sengsara disana, karena disana kewajiban mu untuk sang kholik sulit dikerjakan, terus gimana lagi… tempat nya pun kebanyakan orang kafir, terus tidak bisa melakukan kewajiban dan membaca al-quran pun juga tidak ada waktu. Yang pasti nya disana banyak pengaruh negative, makanan pun haram seperti daging babi dan minuman arak sehingga moral nya menjadi rusak agama juga rusak.


Pesan suami untuk istri tercinta:

Aku yang ada disini hanya bisa berdo’a untuk mu, semoga kamu masih diberi waktu untuk bertaubat kepada yang kuasa dan beramal baik. Sudah seharus nya aku khawatir gengan keadaan mu disana, karena sudah banyak terjadi bagi orang TKI, setelah sang istri pulang dari luar negeri dengan membawa uang puluhan juta rupiah, kemudian minta cerai tanpa melihat masa lalu nya, karena hatinya tertutup oleh harta. Apakah kamu nantinya juga seperti demikian ? kalau sedemikian sebelum sampai dirumah rencanakan untuk membunuh ku tanpa meninggal kan jejak, biar aman dari penyelidikan polisi, lebih baik demikian dari pada minta cerai membuat hatiku hancur ditertawakan orang banyak khususnya dari keluarga barumu yang kaya itu.

Sekian mohon maaf yang sebesar besar nya, semoga kita tetap dalam perlidungan Allah SWT. Amiin… 
Suami tersayang.


Categories:

0 comments:

Post a Comment

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!